Judul: REMBULAN UNGU
Pengarang: Bondan Nusantara
Editor: Faiz Ahsoul & Esti Budihabsari
ISBN: 978-602-8579-69-8
Halaman : 511
Penerbit: Qanita-PT. Mizan Pustaka
REMBULAN UNGU
(Tragedi Cinta Gadis Tionghoa di
Bumi Mataram)
Penulis : Bodan Nusantara
Tokoh
dan karakter:
1.
Sunan
Amangkurat I : Seorang raja yang
lalim
2.
Kanjeng Ratu
Malang : Selir Amangkurat I yang
dulunya adalah seorang waranggana
(sinden)
3.
Nyai Dubruk : Pengasuh Amangkurat I
sejak kecil yang dianggap ibu oleh raja
4.
Adipati Anom : Putra Mahkota yang
mempunyai sifat peragu dan tidak tegas.
5.
Pangeran
Puger : Adik tiri Adipati
Anom yang ingin merebut gelar Putra mahkota
6.
Pangeran
Pekik : Kakek Aadipti Anom
yang cinta pada negeri Mataram
7.
RatuWandan : Istri Pangeran Pekik
8.
Wiraprata : Anak Nyai Dubruk
dan pejabat yang korup
9.
Kyai
Wirareja : Mempunyai
tugas mendidik calon selir
10.
Nyai
Wirareja : Istri
Wirareja yang membantu tugas suaminya dan menganggap Oyi sebagai anaknya sendiri
11.
Panjalu : Lurah prajurit
yang gagah berani dan berbudi pekerti yang baik
12.
Sempana : Lurah prajurit,
sahabat Panjalu berani dan berbudi pekerti baik
13.
Sekar Pandan : Gadis cerdas yang berilmu
bela diri yang membantu Panjalu ketika hendak dirampok
14.
Reksawana : Kakek Sekar Pandan
penjaga hutan /alas Ketangga
15.
Oyi : Gadis
tionghoa yang diperebutkan oleh Amangkurat I dan Adipati Anom
16.
Ki Mangun : Ayah Oyi yang dulunya
seorang nahkoda dari Tiongkok
17.
Yin ma : Ibu Oyi
seorang Tionghoa
Mataram
adalah sebuah kerajaan yang sangat sangat besar, kaya, tanahnya dan hasil bumi
melimpah dan rakyatnya makmur ketika dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Namun semuanya berubah ketika pemerintah diganti dengan anaknya Sunan
Amangkurat I. Ia adalah seorang yang egois dan tidak mementingkan kepentingan
rakyat, semena-mena suka berfoya-foya dan suka bermain perempuan. Raja sangat
terguncang jiwanya, murka dan kehilang akal sehatnya ketika selir tercinta
Kanjeng Ratu Malang mati mendadak, disinyalir selir tersebut mati diracun
karena terjadi persaingan dan rasa iri antar istri dan selir, rasa tidak suka
tersebut karena Kanjeng Ratu Malang dulunya adalah seorang sinden (istri Kyai
Panjang Mas) yang dipaksa menjadi selir raja, kemudian diangkat menjadi
permaisuri. Sinden dianggap dari kalangan rakayat jelata yang tidak pantas
menjadi permaisuri.
Kedaan
Mataram sudah semakin parah karena raja hanya memikirkan diri sendiri dan
bersikap tidak bijaksana dengan menghukum berat orang-orang yang dianggap
bersalah atas kematian Ratu Malang. Raja menyuruh membakar Keputren Wetan
beserta para dayang dan pembanyunya yang dianggap tidak becus menjaga
keselamatan Ratu Malang. Banyak kebijakan raja yang membuat rakyat menderita
dan sengsara, di tengah paceklik, Raja malah membangun istana baru di plered
dan membuat kolam yang besar yaitu bendungan Segara Yasa. Raja juga mempunyai
hubungan yang baik dengan pedagang asing yang merugikan rakyat. Ia menerima
suap dari pedagang dan pihak asing yang mengambil keuntunan di negeri mataram.
Uang yang seharusnya untuk rakyat malah digunakan untuk kesenangan sendiri. Hal
tersebut membuat Pangeran Pekik dan Ratu Wandan istrinya berniat mengganti raja
dengan cucunya Adipati Anom dengan cara kudeta, yaitu dengan mencarikan
pengganti selir raja, namun kemudian menjodohkannya kepada Adipati Anom agar
lebih mudah merebut tahta. Karena tidak mungkin raja menghukum/membunuh
putranya sendiri. Pangeran Pekik dan istrinnya
ingin agar Mataram menjadi besar, berwibawa dan kembali berjaya. Suatu
hari Pangeran Pekik menyuruh Panjalu seorang lurah prajurit untuk menyampaikan
surat rahasia kepada Ki Mangun (Mangunjaya) sahabatnya ke Banyuwangi. Di tengah
jalan Panjalu dicegat oleh orang bertopeng yang hendak merampas surat tersebut,
ketika terdesak dan terluka parah dia ditolong oleh Sekar Pandan dan dibawa ke
pondok kakeknya. Pertemuan tersebut membuat Sekar Pandan diam-diam jatuh cinta
kepada Panjalu. Setelah sembuh, Panjalu melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi
untuk menyerahkan surat rahasia tersebut kepada Ki Mangun.
Mangunjaya
atau Ki Mangun dulunya adalah seorang nahkoda kapal dari Cina yang bernama Ma
Oen dan bermarga Oie. Oleh penduduk setempat dia dipanggil Ki Mangun, mungkin
karena lidah mereka sulit mengucapkan bahasa Cina. Suatu hari kapal Oie
memasuki Laut Jawa, cuaca tidak bersahabat dan menenggelamkan kapal Oie
tanggelam. Dengan sebilah papan Oie memulai hidup baru dengan bekerja sebagai
kuli di pelabuhan. Akibat kepandaiannya memakai bahasa setempat membuat para
pedagang Cina maupun pejabat memintanya menjadi penerjemah bahasa, termasuk
Jaka Pekik putra Adipati Surabaya. Hubungan Oie dan Jaka Pekik semakin erat
karena Oie sering membantunya mengamankan pelabuhan dan dipercaya sebagai
keamanan pelabuhan. Dalam pertempuran menaklukan Giri Prapen Oie dianggap
berjasa diangkat menjadi demang dan diberi nama Mangunjaya yang berarti ikut
membangun kemenangan. Ketika usianya menginjak 50 tahun, Mangunjaya diangkat
sebagai demang Banyuwangi sekaligus pengawas lalu lintas perdagangan antara
Ketapang dan Gilimanuk.
Setelah
tiba di Banyuwangi dia menyerahkan surat rahasia kepada Mangunjaya, dalam
suratnya Pangeran Pekik meminta Oyi anak Mangunjaya menjadi selir Amangkurat I
dan meminta Panjalu tinggal untuk sementara waktu di Banyuwangi. Di Banyuwangi,
Mangunjaya mengangkatnya sebagai anak dan mengajari ilmu beladiri dari Cina.
Ketika tinggal di rumah Mangunjaya Panjalu dan Oyi secara diam-diam saling
saling jatuh cinta. Oyi menyulam saputangan berwarna merah muda dengan gambar
rembulan dan dua ekor merpati disisi kiri dan kanannya, namun Oyi menyimpan
sautangan tersebut dan menunggu waktu yang tepat untuk memberikan kepada
Panjalu.
Setelah
tiba saatnya utusan dari istana yang dipimpin oleh Wirapatra menjemput Oyi dan
ditemani oleh Panjalu. Setiba di istana Oyi dipaksa untuk dididik menjadi selir
raja dan untuk sementara waktu tinggal di rumah Kyai Wirareja dan istrinya.
Suatu
hari raja mengutus Sempana, seorang lurah prajurit untuk meminta ijin kepada
Reksawana untuk menebang kayu jati yang akan dijadikan saka guru (tiang) istana Mataram kerena raja bermaksud mendirikan
istana baru di Plered. Di rumh Reksawana Sempana yang merupakan sahabat karib
Panjalu jatuh hati kepada Sekar Pandan.
Singkat
cerita Pangeran Pekik dan Ratu Wandan mengatur pertemuan antara Adipati Anom
dan Oyi (calon selir kinasih raja). Seperti perkiraan Pangeran Pekik dan Ratu
Wandan, Adipati Anom jatuh cinta kepada Oyi dan berniat meminangnya. Kemudian
Pangeran Pekik dan Ratu Wandan datang ke Kekediaman Wirareja untuk mengambil
Oyi sebagai istri Adipati Anom tanpa sepengetahuan Amangkurat I. Wirareja dan
istrinya sangat ketakutan namun Pangeran Pekik dan istrinya berjanji atas
keselamatan mereka.
Apa
yang ditakutkan oleh Wirareja terbukti, ketika Amangkurat I menetahui bahwa Oyi
calon selir kinasihnya diambil sebagai istri oleh Adipati Anom, ia sangat murka
dan menjatuhkan hukuman gantung kepada Pangeran Pekik dan Ratu Wandan. Adipati
Anom sangat ketakutkan kemudian dia meminta ampun kepada Sunan Amangkurat I
ayahnya. Namun Amangkurat I meminta Adipati Anom untuk membuktikan kesetiaannya
kepada nya. Suatu malam diadakan sebuah pesta dan di tengah pesta Amangkurat I
meminta Adipati Anom untuk membuktikan kesetiaannya kepada raja dengan cara
membunuh Oyi istrinya. Adipati Anom sangat terpukul. Dengan mata basah dan
tubuh menggigil dia menarik hulu kerisnya. Dia merasa tidak sanggup membunuh
gadis yang sangat dicintainya itu. Namun, tiba-tiba Oyi berdiri dan menubruk
kerisnya. Ia mencoba menarik tangannya, namun terlambat Oyi roboh dan mati.
Amangkurat tertawa, namun tawanya terhenti
ketika Pangeran Puger dan Yudanegara mengatakan bahwa pasukan Kajoran, para
pengikut dan pendukung Pangern Pekik dan Ratu Wandan menyerang istana.
Dengan
persaan hancur, Panjalu yang ikut dalam penyerangan ke istana mencari Oyi dan
menemukannya sudah tergeletak di lantai. Panjalu meminta maaf karena tidak bisa
menjaga keselamatan adik angkatnya. Tiba-tiba mata Oyi terbuka dan menyerahkan
sehelai saputangan sutra yang berlumuran darah. Saputangan ini dibuat Oyi di
Banyuwangi untuk Panjalu. Saputangan ini bergambar rembulan yang tersulam
begitu indah dengan dua ekor burung merpati di kiri kanannya. Tapi sayang
sulaman rembulan yang semula berwarna merah muda, kini berubah menjadi ungu
karena dipenui oleh darah Oyi, gadis yang dicintai Panjalu.
Panjalu
menguburkan jasad Oyi di lereng bukit kecil bernama Gunung Kelir dan didepan
kuburan Oyi Panjalu berjanji akan menyimpan saputangan tersebut sepanjang hidup.
Kemudian Panjalu kembali ke tanah kelahirannya di lereng Gunung Tidar sebagai
orang biasa.
0 komentar:
Posting Komentar